Najis dan Cara Mensucikannya
Bersih adalah kebutuhan dan bagian pokok dari
kehidupan kita, baik bersih badan, pakaian tempat tinggal. Bahkan menjadi
prasyarat dari beberapa macam ibadah.oleh karenanya bersuci menjadi masalah
yang penting dalam islam. Sehingga kita harus memahami secara benar masalah
ini.
A. NAJIS
1.
Pengertian
Najis adalah
sesuatu yang kotor atau dianggap kotor oleh syara’, sehingga menyebabkan tidak
syahnya ibadah.
2.
Macam-macam najis dan cara mensucikannya.
Dalam hukum
Islam, najis dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
a. Najis
Mughalladzah (Najis Berat)
Najis
mughaladhah adalah najis berat yang disebabkan oleh air liur anjing dan babi
yang mengenai barang. Cara mensucikannya adalah dengan menghilangkan wujud
najis tersebut kemudian dicuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah
satunya dicampur dengan debu.
Cara ini
berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW sebagai berikut :
طَهُوْرُ اِنَاءِ اَحَدِكُمْ اِذَا وَلَغَ فِيْهِ
الْكَلْبُ اَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ اَوْلاَهُنَّ بِالتُّرَابِ (رواه مسلم
Artinya : “Cara
mensucikan bejana seseorang diantara kamu apabila dijilat anjing hendaklah
dibasuh tujuh kali dam salah satunya dicampur dengan debu” (HR. Muslim)
b. Najis
Mutawassithah (Najis Menengah)
Najis
mutawassitah adalah najis menengah. Najis mutawassitah dibagi menjadi dua
macam, yaitu :
1.
Mutawassitah hukmiyah, yaitu najis yang diyakini adanya, tetapi tidak ada bau,
rasa maupun wujudnya, seperti air kencing yang sudah kering. Cara mensucikannya
cukup disiram dengan air di atasnya.
2.
Mutawassitah `Ainiyyah, adalah najis mutawassitah yang masih ada wujud, bau
ataupun rasanya. Cara mensucikannya adalah dibasuh dengan air sampai hilang
wujud, bau dan rasanya (kecuali jika wujudnya sangat sulit dihilangkan).
Benda-benda
yang termasuk najis mutawassithah adalah :
a. Bangkai
binatang darat.
b. Segala
macam darah kecuali hati dan limpa. Darah yang dimaksud di sini adalah darah
yang dapat mengalir ketika disembelih sehingga darah belalang dan laron tidak
termasuk najis. Hukum memakan benda najis adalah haram.
c. Nanah,
yaitu darah yang sudah membusuk.
d. Semua
benda yang keluar dari dua jalan kotoran manusia, yaitu hubul (jalan depan) dan
dubur (jalan belakang), baik benda cair maupun benda padat.
e. Segala
macam minuman keras.
Hadis nabi
Muhammad SAW. :
أُحَلَّتْ لَكُمْ مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ : فَاَمَّ
الْمَيْتَتَانِ فَالْحُوْتُ وَالْجَرَادُ فَاَمَّ الدَّمَانِ فَالْكَبِدُ
والطِّحَالُ (رواه ابن ماجه واحْمَد
Artinya : “Dihalalkan
bagi kamu semua dua bangkai dan dua macam darah, yaitu bangkai ikan dan bangkai
belalang serta hati dan limpa (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
c. Najis
Mukhaffafah (Najis Ringan)
Najis
mukhaffafah adalah najis ringan seperti air kencing anak laki-laki yang belum
makan apa-apa kecuali ASI dan berumur kurang dari dua tahun. Cara mensucikan
najis ini cukup dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis. Sedangkan
air kencing bayi perempuan pada umur yang sama cara mensucikannya dengan air
yang mengalir pada benda yang terkena najis sehingga akan hilang bau, warna dan
rasanya. Hadits nabi Muhammad SAW:
يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الجَارِيَّةِ وَيُرَشُّ مِنْ
بَوْلِ الْغُلاَمِ (رواه النساء
Artinya : “cucilah
apa-apa yang terkena air kencing anak perempuan, sedangkan jika terkena air
kencing anak laki-laki cukup dengan memercikkan air padanya” (HR. an-Nasa`i
dan Abu Dawud)
3. Praktek
bersuci dari najis
1 Siapkan
air untuk mensucikan najis
2.Menyiapkan
benda yang terkena najis
3 Basuhlah
benda yang tekena najis tersebut dengan air sehingga hilang bau warna dan
rasanya khusus najis mugholadhoh bagian yang terkena najis disiram air tujuh
kali dengan debu.
B. THAHARAH
1.
Pengertian
Secara
bahasa, thaharah artinya bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah, thaharah
adalah mensucikan badan, tempat maupun pakaian dari najis dan hadats.
Melaksanakan thaharah hukumnya wajib sesuai firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang
menyucikan diri” (QS. al-Baqarah/2 : 222)
قال رَسُول اللَّهِ ضَلَّى اللهًُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، وَالحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأ ُالمِيْزَانَ (أخرجه
مسلم
Artinya : “Rasulullah
SAW bersabda : “Bersuci sebagian dari iman dan ucapan Alhamdulillah memenuhi
timbangan”. (HR. Muslim)
2. Alat /
Benda yang dapat untuk thaharah
a. Benda
Padat
Benda padat
yang dapat dipergunakan untuk bersuci adalah debu, batu, pecahan genting, bata
merah, kertas, daun dan kayu yang dalam keadaan bersih dan tidak terpakai.
Syarat benda padat yang dapat dipergunakan bersuci adalah :
1)
Kasar/dapat membersihkan
2) Suci.
b. Benda
Cair
Benda cair
yang dapat dipergunakan untuk bersuci adalah air mutlak, yaitu air yang tidak
tercampuri oleh najis seperti air sumur, air sungai, air laut dan air salju
(es).
Menurut
hukum Islam, air dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Air Suci
dan Mensucikan, yaitu air yang halal diminum dan dapat dipergunakan untuk
bersuci, yaitu :
a) air hujan
b) air laut
c) air
salju/es
d) air embun
e) air
sungai
f) air mata
air
2) Air suci
tetapi tidak mensucikan, yaitu air yang halal untuk diminum tetapi tidak dapat
dipergunakan untuk bersuci, misalnya: air kelapa, air teh, air kopi dan air
yang dikeluarkan dari pepohonan.
3) Air
muntanajis (air yang terkena najis). Air ini tidak halal untuk diminum dan
tidak dapat dipergunakan untuk bersuci, seperti air yang sudah berubah warna,
bau dan rasanya karena terkena najis, maupun air yang sudah berubah warna, bau
dan rasanya karena tidak terkena najis tetapi dalam jumlah sedikit.
4) Air
makruh dipakai bersuci seperti air yang terkena panas matahari dalam bejana.
5) Air
musta`mal (air yang sudah terpakai). Air ini tidak boleh untuk bersuci karena
dikhawatirkan sudah terdapat kotoran di dalamnya.
No comments:
Post a Comment